Pernah menghitung berapa banyak jumlah kartu di dompet? Tak perlu repot-repot menghitung, cukup rasakan seberapa tebal dompet yang dimiliki. Bukan lantaran banyak lembaran rupiah, tapi lembaran beragam kartu.
Sekadar memastikan, sebut saja satu per satu berdasar pengelompokan tertentu. Kartu identitas dan wajib; di dalamnya termasuk Kartu Tanda Penduduk (KTP) satu lembar; Surat Izin Mengemudi (SIM); dua lembar masing-masing motor dan mobil; Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) satu lembar. Sampai di sini saja sudah empat lembar kartu. Kalau ditambah kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Kesehatan, maka jumlahnya menjadi enam kartu.
Lalu tengok juga kartu-kartu lain yang berfungsi sebagai alat pembayaran. Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) anggap saja sedikitnya dua bank, berarti dua lembar kartu; kartu Kredit, anggap saja angka minimal, satu lembar; ada juga kartu pembayaran seperti e-money atau sejenisnya, satu lembar. Ditambah jumlah kartu identitas atau yang bersifat wajib, maka sudah mencapai jumlah sepuluh kartu.
Selesai? Belum. Sebut lagi ada kartu identitas tempat bekerja, satu lembar; kartu identitas profesi, satu lembar. Sebut juga kartu yang bersifat optional seperti kartu beragam keanggotaan, misalnya di toko ritel dan keanggotaan lain. Anggap saja masing-masing satu kartu. Total minimal kartu yang di dalam dompet ada 14 jenis kartu. Kalaupun kartu yang bersifat optional tidak diperhitungkan, maka total minimal ada 12 jenis kartu di dalam dompet. Belum lagi kalau memasukkan pula kartu uang elektronik yang saat ini ‘wajib’ ada jika sering melewati jalan tol.
Lantas, berapa banyak dompet bertambah tebal lantaran semua jenis kartu itu? Mengacu pada standar International Organization for Standards (ISO), jika ditinjau dari segi ketebalan kartu, minimum ketebalan yang telah ditentukan adalah 30 mil atau setara dengan 0,76 milimeter. Jika mengambil angka minimal 12 jenis kartu, maka 0,76 dikalikan 12, sama dengan 9,12 milimeter, setara 0,912 centimeter. Ketebalan dompet bertambah kurang lebih satu centimeter.
Barangkali bertambahnya ketebalan dompet belum terlalu merepotkan. Tapi, kalau tercecer apalagi hilang, berapa lama waktu untuk mengurusnya lagi. Begitu pula saat bicara penggunaannya, berapa kali harus membuka dompet untuk mengambil kartu yang berbeda sesuai kebutuhan. Padahal, hampir semua jenis kartu memiliki data yang kurang lebih sama; nama lengkap, data diri lengkap, alamat lengkap, dan nomor kontak. Kalaupun ada yang membedakan adalah data atau kode tertentu dari penerbit kartu. Belum bisakah teknologi maju sekarang ini mensinkronkan semua data?
Bagi sebagian kalangan, banyaknya jumlah kartu mungkin tidak merepotkan saat menggunakannya. Tapi, tidak ada salahnya juga berharap cukup ada dua atau tiga, jika mungkin satu kartu saja, untuk semua kebutuhan. All for one, one for all. #